Thursday, March 8, 2018

Susu Soya Untuk Anak yang Alergi Saja? Tidak Ya Bu



Banyak yang menganggap susu soya untuk anak alergi susu sapi saja. Ini seolah-olah ini susu soya sebagai alternatif saja, bukan pilihan utama. Padahal, tidak demikian.

Memang benar sering kali dokter anak atau para ahli kesehatan anak menyarankan agar mengganti susu sapi dengan susu soya jika anak mengalami alergi susu. Kemungkinan besar anak tersebut alergi terhadap kandungan protein tinggi di dalam susu sapi. Lain hal dengan susu soya. Protein nabati jarang sekali menyebabkan alergi.

Akan tetapi, hal tersebut tidak lantas membuat susu soya berada di kelas kedua setelah susu sapi. Sebenarnya, banyak kelebihan dari susu soya untuk perkembangan anak.

Bandingkan Sendiri Antara Susu Soya Dan Susu Sapi

Sebelum menentukan pilihan, Anda perlu melakukan perbandingan dulu mana yang terbaik antara susu soya dengan susu sapi. Yang pasti, keduanya mengandung protein. Hanya saja sumber proteinnya yang berbeda. Susu sapi mengandung protein hewani. Sementara itu, susu soya mengandung protein nabati dari kacang kedelai. Jadi, dalam hal ini, sebenarnya tidak ada yang menang. Keduanya sama-sama unggul.

Namun, bagaimana dengan kandungan serat? Jelas susu soya yang menang. Kacang kedelai termasuk sumber serat paling tinggi. Dan serat ini dibutuhkan tubuh si kecil agar sistem pencernaan baik.

Jangan sepelekan sistem pencernaan ya. Terkadang, orang tua hanya mengetahui sistem pencernaan itu hanya berkaitan dengan penyakit perut, susah BAB, dan diare. Padahal tidak sampai di situ saja. Ini juga terkait dengan asupan nutrisi ke seluruh tubuh. Bagaimana nutrisi bisa tersalurkan jika sistem pencernaan bermasalah? Itulah mengapa jika perkembangan anak ingin maksimal, ibu harus pastikan ia tidak memiliki masalah dengan sistem pencernaan. Berikan makananyang mengandung tinggi serat. Berikan juga susu soya untuk anak.

Adakah hal lain yang menjadi kelebihan dari susu soya? Tentu saja ada, yaitu lemak. Tahukan ibu bahwasannya susu soya itu rendah lemak? Memang lemak dibutuhkan oleh anak. Pasalnya, lemak baik di dalam tubuh bisa dikonversi menjadi energi. Dengan demikian, anak bisa aktif terus menerus mulai dari pagi hingga sore hari.

Akan tetapi, ada beberapa anak yang tidak membutuhkan lemak. Anak dengan berat badan di atas rata-rata sebaiknya tidak mengkonsumsi susu sapi, tapi susu soya. Tidak adanya kandungan lemak di dalam susu soya diharapkan bisa menurunkan berat badan anak secara signifikan.

Namun, yang paling penting adalah kolesterol free. Tidak ada kandungan kolesterol di dalam susu soya. Ini yang menjadi pembeda antara susu sapi dengan susu soya. Di dalam susu sapi, terdapat kolesterol LDL yang sangat tinggi. Jika ibu tahu bahaya kolesterol, pasti pilihannya adalah memberikan susu soya untuk balita.
Setidaknya informasi tersebut di atas bisa membuat ibu semakin yakin jika susu soya bukanlah susu alternatif ketika anak mengalami alergi terhadap susu sapi. Setuju, kan bu?

Kekurangan Susu Soya
Meskipun banyak sekali kelebihan susu soya, tidak bisa dipungkuri bahwasannya ada kelemahan pada jenis susu anak yang satu ini. Contohnya saja kurangnya nutrisi kalsium. Makanya, produk susu soya untuk anak tertentu ditambah dengan kandungan lain seperti kalsium. Hal ini disebabkan balita sangat membutuhkan kalsium untuk memastikan pertumbuhan tulang dan gigi baik.

Ada yang bilang susu sapi lebih mencerdaskan otak anak karena kandungan asam amino lebih tinggi dibandingkan dengan susu soya. Itu memang benar. Namun, tidak lantas membuat anak yang mendapatkan susu sapi jauh lebih pintar. Bagaimanapun juga, kecerdasan anak itu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor nutrisi saja. Faktor eksternal juga tak kalah berpengaruh, seperti lingkungan, stimulus yang diberikan, dan lain sebagainya.

Meskipun demikian, memang benar ibu tidak boleh asal-asalan dalam memilih susu soya. Pilihlah susu soya yang terbaik. Perhaikan kandungan nutrisi di dalam susu yang akan ibu pilih. Susu soya yang bagus itu yang sudah mendapatkan tambahan nutrisi seperti L-Methionine, L-Carnitine, Taurine, dan beberapa nutrisi untuk memaksimalkan tumbuh kembang balita.

Stigma Yang Membuat Orang Tua Tidak Memilih Susu Soya

Harus diakui ada stigma yang melekat di masyarakat. Mereka lebih percaya dengan susu sapi daripada susu soya. Hal ini dikarenakan dari dahulu memang orang tua memberikan susu sapi, bukan susu kedelai.

Akan tetapi, setelah wawasan ibu sudah semakin luas mengenai gizi untuk anak balita dan kandungan nutrisi di dalam setiap produk anak, tentu ibu bisa menilai secara obyektif, bukan hanya ikut-ikutan saja.

Yang pasti, tidak salah jika ibu memberikan susu soya kepada anak. Ini bukan susu yang levelnya lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi. Tidak juga kecerdasan anak bisa tidak maksimal jika diberi susu soya saja.

Terlepas dari perdebatan antara susu sapi dan susu soya, seharusnya harus disadari oleh semua orang tua bahwasannya susu itu hanya suplemen. Sumber nutrisi utama tidak lain berasal dari makanan, bukan susu. Oleh sebab itu, ibu sebagai orang tua seharusnya fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dengan memberikan makanan yang bergizi. Sebaiknya sang buah hati juga mendapatkan makanan yang variatif. Jadi, ibu tidak hanya fokus memberikan susu saja.
Bahkan, semakin besar, seharusnya anak mencoba berbagai jenis minuman lainnya seperti jus jambu, jus mangga, jus alpukat, dan lain sebagainya. Jadi, si kecil tidak hanya mengkonsumsi susu saja sebagai minuman sehari-hari.

No comments:

Post a Comment