Banyak
yang menganggap susu soya untuk anak
alergi susu sapi saja. Ini seolah-olah ini susu soya sebagai alternatif saja,
bukan pilihan utama. Padahal, tidak demikian.
Memang
benar sering kali dokter anak atau para ahli kesehatan anak menyarankan agar
mengganti susu sapi dengan susu soya jika anak mengalami alergi susu. Kemungkinan
besar anak tersebut alergi terhadap kandungan protein tinggi di dalam susu
sapi. Lain hal dengan susu soya. Protein nabati jarang sekali menyebabkan
alergi.
Akan
tetapi, hal tersebut tidak lantas membuat susu soya berada di kelas kedua
setelah susu sapi. Sebenarnya, banyak kelebihan dari susu soya untuk perkembangan anak.
Bandingkan
Sendiri Antara Susu Soya Dan Susu Sapi
Sebelum
menentukan pilihan, Anda perlu melakukan perbandingan dulu mana yang terbaik
antara susu soya dengan susu sapi. Yang pasti, keduanya mengandung protein.
Hanya saja sumber proteinnya yang berbeda. Susu sapi mengandung protein hewani.
Sementara itu, susu soya mengandung protein nabati dari kacang kedelai. Jadi,
dalam hal ini, sebenarnya tidak ada yang menang. Keduanya sama-sama unggul.
Namun,
bagaimana dengan kandungan serat? Jelas susu soya yang menang. Kacang kedelai
termasuk sumber serat paling tinggi. Dan serat ini dibutuhkan tubuh si kecil
agar sistem pencernaan baik.
Jangan
sepelekan sistem pencernaan ya. Terkadang, orang tua hanya mengetahui sistem
pencernaan itu hanya berkaitan dengan penyakit perut, susah BAB, dan diare.
Padahal tidak sampai di situ saja. Ini juga terkait dengan asupan nutrisi ke
seluruh tubuh. Bagaimana nutrisi bisa tersalurkan jika sistem pencernaan
bermasalah? Itulah mengapa jika perkembangan anak ingin maksimal, ibu harus
pastikan ia tidak memiliki masalah dengan sistem pencernaan. Berikan makananyang mengandung tinggi serat. Berikan juga susu
soya untuk anak.
Adakah
hal lain yang menjadi kelebihan dari susu soya? Tentu saja ada, yaitu lemak.
Tahukan ibu bahwasannya susu soya itu rendah lemak? Memang lemak dibutuhkan
oleh anak. Pasalnya, lemak baik di dalam tubuh bisa dikonversi menjadi energi.
Dengan demikian, anak bisa aktif terus menerus mulai dari pagi hingga sore
hari.
Akan
tetapi, ada beberapa anak yang tidak membutuhkan lemak. Anak dengan berat badan
di atas rata-rata sebaiknya tidak mengkonsumsi susu sapi, tapi susu soya. Tidak
adanya kandungan lemak di dalam susu soya diharapkan bisa menurunkan berat
badan anak secara signifikan.
Namun,
yang paling penting adalah kolesterol free. Tidak ada kandungan kolesterol di
dalam susu soya. Ini yang menjadi pembeda antara susu sapi dengan susu soya. Di
dalam susu sapi, terdapat kolesterol LDL yang sangat tinggi. Jika ibu tahu
bahaya kolesterol, pasti pilihannya adalah memberikan susu soya untuk balita.
Setidaknya
informasi tersebut di atas bisa membuat ibu semakin yakin jika susu soya
bukanlah susu alternatif ketika anak mengalami alergi terhadap susu sapi.
Setuju, kan bu?
Kekurangan
Susu Soya
Meskipun
banyak sekali kelebihan susu soya, tidak bisa dipungkuri bahwasannya ada
kelemahan pada jenis susu anak yang satu ini. Contohnya saja kurangnya nutrisi
kalsium. Makanya, produk susu soya untuk anak tertentu
ditambah dengan kandungan lain seperti kalsium. Hal ini disebabkan balita
sangat membutuhkan kalsium untuk memastikan pertumbuhan tulang dan gigi baik.
Ada
yang bilang susu sapi lebih mencerdaskan otak anak karena kandungan asam amino
lebih tinggi dibandingkan dengan susu soya. Itu memang benar. Namun, tidak
lantas membuat anak yang mendapatkan susu sapi jauh lebih pintar. Bagaimanapun juga,
kecerdasan anak itu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor nutrisi saja. Faktor
eksternal juga tak kalah berpengaruh, seperti lingkungan, stimulus yang
diberikan, dan lain sebagainya.
Meskipun
demikian, memang benar ibu tidak boleh asal-asalan dalam memilih susu soya.
Pilihlah susu soya yang terbaik. Perhaikan kandungan nutrisi di dalam susu yang
akan ibu pilih. Susu soya yang bagus itu yang sudah mendapatkan tambahan
nutrisi seperti L-Methionine, L-Carnitine, Taurine, dan beberapa nutrisi untuk
memaksimalkan tumbuh kembang balita.
Stigma
Yang Membuat Orang Tua Tidak Memilih Susu Soya
Harus
diakui ada stigma yang melekat di masyarakat. Mereka lebih percaya dengan susu
sapi daripada susu soya. Hal ini dikarenakan dari dahulu memang orang tua
memberikan susu sapi, bukan susu kedelai.
Akan
tetapi, setelah wawasan ibu sudah semakin luas mengenai gizi untuk anak balita
dan kandungan nutrisi di dalam setiap produk anak, tentu ibu bisa menilai
secara obyektif, bukan hanya ikut-ikutan saja.
Yang
pasti, tidak salah jika ibu memberikan susu
soya kepada anak. Ini bukan susu yang levelnya lebih rendah dibandingkan
dengan susu sapi. Tidak juga kecerdasan anak bisa tidak maksimal jika diberi
susu soya saja.
Terlepas
dari perdebatan antara susu sapi dan susu soya, seharusnya harus disadari oleh
semua orang tua bahwasannya susu itu hanya suplemen. Sumber nutrisi utama tidak
lain berasal dari makanan, bukan susu. Oleh sebab itu, ibu sebagai orang tua
seharusnya fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dengan memberikan makanan
yang bergizi. Sebaiknya sang buah hati juga mendapatkan makanan yang variatif.
Jadi, ibu tidak hanya fokus memberikan susu saja.
Bahkan,
semakin besar, seharusnya anak mencoba berbagai jenis minuman lainnya seperti
jus jambu, jus mangga, jus alpukat, dan lain sebagainya. Jadi, si kecil tidak
hanya mengkonsumsi susu saja sebagai minuman sehari-hari.
No comments:
Post a Comment