Alergi susu sapi pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Dengan berjalannya
waktu, hal tersebut akan hilang secara alami. Umumnya, saat balita 3 tahun,
alergi susu sapi tersebut sembuh.
Akan
tetapi, tentu ibu tidak ingin membiarkan sang buah hati terus menerus mengalami
alergi susu sapi. Mungkin ibu akan melakukan jalan pintas, yaitu menghentikan
pemberian susu untuk sementara waktu. Akan tetapi, bagaimana dengan kebutuhan
proteinnya? Salah satu keunggulan dari susu sapi adalah tingginya kandungan
protein yang memang dibutuhkan oleh sang buah hati. Itu artinya, jika anak
tidak minum susu karena alergi, kebutuhan proteinnya kemungkinan besar tidak
terpenuhi.
Sebelum
membahas tentang hal tersebut, ada hal yang harus juga dipahami oleh para orang
tua. Ketika bayi lactose intolerance,
itu tidak cukup dengan hanya menghentikan pemberian susu sapi. Ibu harus tahu
mengapa anak alergi terhadap susu.
Mengapa
Bayi Alergi Susu Sapi
Langkah
yang tepat jika ibu langsung menghentikan pemberian susu saat anak mengalami
alergi terhadap susu. Akan tetapi, sebenarnya bukan itu saja yang harus ibu
lakukan.
Pernahkah
ibu bertanya mengapa ada anak yang alergi terhadap susu sapi? Para ahli
kesehatan anak mengatakan hal tersebut sangat bisa terjadi lantaran ada
allergen yang membuat anak alergi. Allergen yang dimaksud bermacam-macam. Akan
tetapi, untuk kasus bayi mengalami
alergi susu sapi, kemungkinan besar allergennya adalah protein. Seperti
yang ibu ketahui, di dalam susu sapi, terdapat kandungan protein yang sangat
tinggi, bukan?
Jadi,
sebenarnya bukan hanya pemberian susu saja yang harus dihentikan, tapi juga
semua jenis makanan yang mengandung protein tinggi. Apa saja itu?
1.
Telur
Dalam hal ini, ibu harus tahu kandungan protein tertingginya
ada pada putih telur, bukan kuning telur. Lebih dari itu, putih telur
mengandung protein murni tanpa lemak.
2.
Daging Ayam
Memang tidak semua bagian daging ayam mengandung protein
tinggi. Saat bayi mengalami alergi terhadap susu sapi, jangan berikan makanan
dari daging ayam bagian dada mengingat bagian inilah yang kandungan proteinnya
sangat tinggi.
3.
Keju
Mungkin saja sang buah hati suka sekali makanan yang ada
kejunya. Contohnya saja roti isi keju. Hentikan dulu untuk sementara hingga ia
tidak lagi mengalami alergi. Dikhawatirkan, walaupun ibu sudah menghentikan
memberikan susu sapi, alergi tetap saja dialami oleh sang buah hati lantaran
keju juga mengandung protein yang sangat tinggi.
4.
Daging Sapi
Untuk yang satu ini tidak perlu dijelaskan lagi, bukan? Sudah
jelas daging sapi merupakan sumber protein yang paling tinggi.
5.
Udang
Ada beberapa jenis seafood yang kandungan proteinnya tak kalah
tinggi dibandingkan dengan daging sapi. Salah satunya adalah udang. Jadi, jangan
buatkan makanan dari udang.
Kalau
tidak diberi makanan seperi itu, kebutuhan proteinnya tidak terpenuhi dong?
Betul sekali. Namun, ibu harus ingat, allergennya adalah protein. Makanya, bayi alergi susu sapi. Namun, bukan
berarti anak tidak akan mendapatkan protein sama sekali lho bu.
Jika
Tidak Mau Minum Susu, Kebutuhan Protein Tidak Terpenuhi
Langkah
antisipasi harus dilakukan. Saat anak alergi protein di dalam susu dan juga
makanan tertentu, bukan berarti ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan protein. Ada sesuatu
yang aman yang bisa ibu lakukan.
Sebenarnya,
bukan hanya protein saja yang tak tercukupi, tapi juga vitamin D. Ini jauh
lebih berbahaya mengingat anak yang kekurangan vitamin D cenderung lemas dan
tidak punya cukup tenaga untuk beraktivitas. Efek jangka panjangnya adalah pertumbuhan
fisik yang tidak optimal.
Untuk
itu, ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan.
-
Beri Susu Soya
Ini beda dengan susu sapi. Susu soya merupakan susu yang
terbuat dari kedelai. Kedelai juga mengadung protein namun jenisnya adalah
protein nabati.
-
Pilih Makanan Yang Tepat
Ibu sudah tahu bukan beberapa makanan yang tidak bagus untuk
dikonsumsi oleh bayi yang alergi terhadap susu sapi. Namun, ada makanan yang
baik seperti bayam, olahan kacang kedelai, kuning telur, serta brokoli.
Setidaknya,
dengan melakukan hal tersebut, perkembangan sang buah hati tetap optimal.
Perlukah
Periksa Ke Dokter?
Seperti
yang sudah disinggung sebelumnya, sebenarnya alergi itu bisa sembuh dengan
sendirinya. Biasanya, saat usia anak mencapai 3 tahun, alergi susu sapi bisa hilang secara alami.
Akan
tetapi, ibu pasti tidak tega melihat anak gatal-gatal, sesak nafas, atau bahkan
panas yang tinggi yang merupakan tanda-tanda anak alergi susu, bukan? Melakukan
beberapa hal tersebut di atas sebenarnya sudah cukup. Lihat saja
perkembangannya. Jika alergi tetap terjadi, saat itulah ibu perlu konsultasi
dengan dokter anak.
Ada
beberapa hal yang akan ditanyakan oleh dokter saat ibu mengajak anak periksa ke
dokter. Salah satunya pertanyaan mengenai gejala alergi susu sapi yang dialami
oleh sang buah hati. Kemudian, ibu juga akan ditanyakan makanan apa yang
biasanya membuat anak alergi.
Observasi
secara langsung juga akan dilakukan oleh dokter selain juga melakukan tanya
jawab. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan apa yang sebenarnya menyebabkan
anak alergi. Dengan demikian, dokter bisa memberikan saran yang tepat.
Yang
terpenting, saat ini ibu sudah tahu apa saja tindakan langsung yang harus ibu
lakukan. Tentu ibu juga perlu tahu lebih banyak lagi mengenai hal ini demi
menjaga kesehatan sang buah hati. Untuk itu, ibu perlu mengikuti hal-hal
terbaru terkait dengan alergi susu sapi pada bayi.
No comments:
Post a Comment