Monday, February 19, 2018

Saat Alergi Susu Sapi Pada Bayi, Jangan Asal Memberikan Makanan



Alergi susu sapi pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Dengan berjalannya waktu, hal tersebut akan hilang secara alami. Umumnya, saat balita 3 tahun, alergi susu sapi tersebut sembuh.

Akan tetapi, tentu ibu tidak ingin membiarkan sang buah hati terus menerus mengalami alergi susu sapi. Mungkin ibu akan melakukan jalan pintas, yaitu menghentikan pemberian susu untuk sementara waktu. Akan tetapi, bagaimana dengan kebutuhan proteinnya? Salah satu keunggulan dari susu sapi adalah tingginya kandungan protein yang memang dibutuhkan oleh sang buah hati. Itu artinya, jika anak tidak minum susu karena alergi, kebutuhan proteinnya kemungkinan besar tidak terpenuhi.

Sebelum membahas tentang hal tersebut, ada hal yang harus juga dipahami oleh para orang tua. Ketika bayi lactose intolerance, itu tidak cukup dengan hanya menghentikan pemberian susu sapi. Ibu harus tahu mengapa anak alergi terhadap susu.

Mengapa Bayi Alergi Susu Sapi

Langkah yang tepat jika ibu langsung menghentikan pemberian susu saat anak mengalami alergi terhadap susu. Akan tetapi, sebenarnya bukan itu saja yang harus ibu lakukan.
Pernahkah ibu bertanya mengapa ada anak yang alergi terhadap susu sapi? Para ahli kesehatan anak mengatakan hal tersebut sangat bisa terjadi lantaran ada allergen yang membuat anak alergi. Allergen yang dimaksud bermacam-macam. Akan tetapi, untuk kasus bayi mengalami alergi susu sapi, kemungkinan besar allergennya adalah protein. Seperti yang ibu ketahui, di dalam susu sapi, terdapat kandungan protein yang sangat tinggi, bukan?

Jadi, sebenarnya bukan hanya pemberian susu saja yang harus dihentikan, tapi juga semua jenis makanan yang mengandung protein tinggi. Apa saja itu?
1.      Telur
Dalam hal ini, ibu harus tahu kandungan protein tertingginya ada pada putih telur, bukan kuning telur. Lebih dari itu, putih telur mengandung protein murni tanpa lemak.

2.      Daging Ayam
Memang tidak semua bagian daging ayam mengandung protein tinggi. Saat bayi mengalami alergi terhadap susu sapi, jangan berikan makanan dari daging ayam bagian dada mengingat bagian inilah yang kandungan proteinnya sangat tinggi.

3.      Keju
Mungkin saja sang buah hati suka sekali makanan yang ada kejunya. Contohnya saja roti isi keju. Hentikan dulu untuk sementara hingga ia tidak lagi mengalami alergi. Dikhawatirkan, walaupun ibu sudah menghentikan memberikan susu sapi, alergi tetap saja dialami oleh sang buah hati lantaran keju juga mengandung protein yang sangat tinggi.

4.      Daging Sapi
Untuk yang satu ini tidak perlu dijelaskan lagi, bukan? Sudah jelas daging sapi merupakan sumber protein yang paling tinggi.

5.      Udang
Ada beberapa jenis seafood yang kandungan proteinnya tak kalah tinggi dibandingkan dengan daging sapi. Salah satunya adalah udang. Jadi, jangan buatkan makanan dari udang.
Kalau tidak diberi makanan seperi itu, kebutuhan proteinnya tidak terpenuhi dong? Betul sekali. Namun, ibu harus ingat, allergennya adalah protein. Makanya, bayi alergi susu sapi. Namun, bukan berarti anak tidak akan mendapatkan protein sama sekali lho bu.

Jika Tidak Mau Minum Susu, Kebutuhan Protein Tidak Terpenuhi
Langkah antisipasi harus dilakukan. Saat anak alergi protein di dalam susu dan juga makanan tertentu, bukan berarti ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan protein. Ada sesuatu yang aman yang bisa ibu lakukan.
Sebenarnya, bukan hanya protein saja yang tak tercukupi, tapi juga vitamin D. Ini jauh lebih berbahaya mengingat anak yang kekurangan vitamin D cenderung lemas dan tidak punya cukup tenaga untuk beraktivitas. Efek jangka panjangnya adalah pertumbuhan fisik yang tidak optimal.
Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan.
-          Beri Susu Soya
Ini beda dengan susu sapi. Susu soya merupakan susu yang terbuat dari kedelai. Kedelai juga mengadung protein namun jenisnya adalah protein nabati.

-          Pilih Makanan Yang Tepat
Ibu sudah tahu bukan beberapa makanan yang tidak bagus untuk dikonsumsi oleh bayi yang alergi terhadap susu sapi. Namun, ada makanan yang baik seperti bayam, olahan kacang kedelai, kuning telur, serta brokoli.
Setidaknya, dengan melakukan hal tersebut, perkembangan sang buah hati tetap optimal.

Perlukah Periksa Ke Dokter?
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sebenarnya alergi itu bisa sembuh dengan sendirinya. Biasanya, saat usia anak mencapai 3 tahun, alergi susu sapi bisa hilang secara alami.
Akan tetapi, ibu pasti tidak tega melihat anak gatal-gatal, sesak nafas, atau bahkan panas yang tinggi yang merupakan tanda-tanda anak alergi susu, bukan? Melakukan beberapa hal tersebut di atas sebenarnya sudah cukup. Lihat saja perkembangannya. Jika alergi tetap terjadi, saat itulah ibu perlu konsultasi dengan dokter anak.

Ada beberapa hal yang akan ditanyakan oleh dokter saat ibu mengajak anak periksa ke dokter. Salah satunya pertanyaan mengenai gejala alergi susu sapi yang dialami oleh sang buah hati. Kemudian, ibu juga akan ditanyakan makanan apa yang biasanya membuat anak alergi.
Observasi secara langsung juga akan dilakukan oleh dokter selain juga melakukan tanya jawab. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan apa yang sebenarnya menyebabkan anak alergi. Dengan demikian, dokter bisa memberikan saran yang tepat.


Yang terpenting, saat ini ibu sudah tahu apa saja tindakan langsung yang harus ibu lakukan. Tentu ibu juga perlu tahu lebih banyak lagi mengenai hal ini demi menjaga kesehatan sang buah hati. Untuk itu, ibu perlu mengikuti hal-hal terbaru terkait dengan alergi susu sapi pada bayi.

No comments:

Post a Comment